0
Idoling..
Kegiatan yang pasti udah sangat lazim terjadi disekitar kita. Atau bahkan kita sendiri berada dalam fase "Aku ngefans dia". Kegiatan per-idol-an jaman sekarang pun berbeda dengan per-idol-an jaman dulu. Dulu, jaman sebelum negara api menyerang, jaman spongebob masih berbentuk segitiga, buat ngefans sama sesuatu itu butuh perjuangan yang berat. Keterbatasan komunikasi membuat para fans agak kesulitan untuk mengetahui apa-apa saja hal yang terjadi dan sedang dilakukan oleh idolanya. Jaman dimana internet belum secanggih sekarang. Ada masanya gue pun ngalamin itu. Dulu saat kelas dua SD, idola pertama gue. Sekaligus cinta pertama gue. Ariel Peterpan. Waktu itu belum ada skandal video porno. Lagian jaman itu gue juga belum ngerti porno. Taunya Porno the little pinguin.. Pororo Mil.. Pororo.. Oke kembali ke Ariel. Itu pertama kalinya gue jatuh cinta di usia antara tujuh sampai delapan tahun. Ya.. Cinta anak kecil. Cinta yang cuman lucu-lucuan. Gue pertama tau Ariel gara-gara om gue yang waktu itu masih kuliah sering banget muter lagu-lagu Peterpan. Yuk flashback dulu.. Lagu favorite gue di Peterpan itu "Bintang di surga" yang seinget gue di video clipnya itu Ariel ditembak mati demi si cewek.. "Bagai bintang disurga berikan cerita.. Dan kasih yang setia.. Dan cahaya nyata.." ya mungkin gitu sepenggal lirik lagunya yang gue agak lupa karna faktor usia. Saat itu, gue bilang sama om gue yang saat itu kuliah di jurusan jurnalistik. Dia ngasih gue majalah yang dimajalah itu dimuat artikel yang isinya kuis chit-chat bareng idola. Dan kebetulan saat itu artisnya Ariel. Skeptis gue seneng banget. Gue dibantuin om buat bikin surat yang nanti dibales langsung sama Ariel. Gue lupa apa isinya, kalo gak salah ya gue nanya zodiak sama hobbi. Emang gak penting kalo lo pikir saat ini. Tapi menurut gue jaman dulu itu udah hebat banget. Karena informasi seputar idola kan sangat minim.. Setelah dua minggu, karena majalahnya waktu itu terbit dua minggu sekali. Gue lihat dikolom Chit-Chat. Pertanyaan gue ternyata gak dijawab. Ya mungkin gak kejawab karena pasti banyak banget yang ngirim pertanyaan. Gue saat itu udah nalar. Gue pas kecil gak bloon-bloon amat kok. Cuman imut banget. Serius. Ya gue agak kecewa sih. Tapi ya aku rapopo..
Iya, begitu susahnya gue jaman dulu cuman pengen tau apa zodiak dan hobbi idola gue. Gue musti ngirim-ngirim surat ke majalah. Bahkan kasetnya pun gue dapet bajakan. Bukan karena gak mampu beli yang asli. Tapi saat itu emang bener-bener jarang ada toko kaset asli. Stocknya didaerah gue pun mungkin juga terbatas. Bahkan untuk mendengarkan lagunya aja. Gue musti stay di depan radio jam tiga sore dan buru-buru nelfon pakai telfon rumah ke radio untuk request lagu. Saat itu gue belum punya hp. Gak ngerti hp. Taunya main ding-dong kalo gak main kartu gaplek gambar dragon ball. Dan per-idol-an yang penuh perjuangan seperti gue saat itu *uhuk membuat gue berkaca. Ada kepuasan tersendiri dan ternyata membuat gue jadi gak gampang menyerah setelahnya.
Lalu gimana Mil dengan dunia idoling sekarang?
Idoling jaman sekarang lebih mudah. Semua serba canggih. Buat fans layar kacapun gak seperti jaman dulu. Saat idolnya tampil offair mereka tetap bisa nonton atau bahasa gaulnya streaming di youtube. Saat idol mereka siaran pun mereka hanya perlu menggerakan jari diatas key oard sambil mengetik nama radio yang dimaksud tinggal pilih saluran lalu mereka sudah bisa mendengarkan idol mereka siaran atau bernyanyi.
Sejak ngefans sama dia.. Uangku sering habis buat nonton konser. Aku jadi boros..
Nah, ini juga salah satu problem peridolan jaman sekarang. Mereka yang beduit akan mampu beli cd, ngelive, atau bahkan mengundang mereka untuk acara pribadi. Dan mereka yang pas-pas-an hanya mengandalkan uang saku dari orang tua yang setelah itu ludes buat beli atribut per-idol-an. Kalian menabung untuk menghabiskan. Kalian susah-susah mengumpulkan uang untuk membeli hal-hal yang berbau idola. Sebenarnya apa keuntungannya? Keliatan keren? Keliatan kalo kalian seriusan dukung idol? Apa gak mending uangnya buat beli hal-hal yang lebih penting? Ayo berfikir lagi :D
Lalu, idol seperti apa yang gak ngeluarin banyak biaya tapi tetap bermanfaat?
Idol yang baik adalah idol yang tidak merubah kita. Idol yang baik adalah idol yang mampu membuat kita secara tidak sadar menjadi lebih baik. Dulu, gue pernah menjadi seorang kpoppers. Pecinta oppa-oppa. Bukan oppai-oppai. Menurut gue oppa-oppa Korea itu ganteng. Imut. Unyu. Kayak KyuHyun gitu deh. Dan sejak gue jadi pecinta korean pop, hidup gue pun berangsur-angsur berubah. Gue yang dulunya gesrek walaupun sekarang gesrek lagi tapi cantik pun menjadi super drama. Tapi tetep cantik. Disetiap gue ngomong selalu diselipin bahasa Korea. Naon deui. Bahkan gue pernah sampe berkhayal bisa pacaran sama Kyuhyun. Bawa Kyuhyun ke Indonesia. Mualafin dia. Nikah. Punya anak. Bahagia. Mati. Iya, gue pernah punya pikiran kayak gitu. Tapi, semakin gue dewasa, gue semakin berfikir. Kyuhyun memang sosok idola yang sangat gue elu-elukan. Tapi sosok Kyuhyun itu hanya mimpi bagi gue. Gak akan mungkin karena gue jodohnya sama Aliando. Kayaknya. Gue berfikir kalo idol ini gak akan berdampak baik buat kesehatan jiwa dan mental gue. Kenapa gitu? Gue sering dibilang gila kalo ngomong bahasa korea. Walaupun itu sebenernya gak gila. Tapi orang normal yang dikatain gila juga lama-lama bakal gila beneran karena gila sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit.. Bukit.. Iya bukit..
Ini idol sebenarnya..
"Mil, Kemal gak menang sedih gue.." itu komentar salah satu sepupu gue saat lagi main ke tempat gue.
"Kemal itu apa?" Bukan bloon. Tapi gue emang gak tau.
Setelah itu sepupu gue menjelaskan apa eh siapa Kemal itu sambil muterin video stand up comedy-nya di laptop. Tiba-tiba gue ketawa. Bukan karena Kemal lucu. Tapi karena ada orang yang narik perhatian gue. Mukanya jelek banget. Demek. Serius waktu itu mata gue masih sehat belum pakai kacamata. Gue tanya sama Ika, itu siapa. Akhirnya gue tau. Raditya Dika.
Raditya Dika buat gue itu..
Gue mulai googling tentang Dika. Dia gak ganteng. Tapi menarik. Gue hampir-hampir gila karena baca blognya sambil ketawa-ketawa. Dan akhirnya.. Gue beneran gila. Edgar. Pasti lo tau Edgar kan? Gue gak yakin dia adik kandung Dika. Edgar ganteng. Dika mendekati hampir ganteng. Sekarang lagi musimnya anak artis nongol di tv. Coba Edgar masuk, gue langsung daftar jadi Edgareason. Fansclub Edgar ide gue, Edgar Reason, alasan Edgar. Karena dalam mencintai Edgar tidak memerlukan sebuah alasan. Cie gitu. Kembali ke Dika. Gue sangat aktif buat baca-baca blognya. Bahkan buat baca bukunya gak perlu beli novel mahal karena di internet sudah tersedia. Dari nonton filmnya semua gue jabanin sampai MMJ insyaallah mau nonton lagi minggu depan. Dika itu unik. Dika itu asik. Walau jelek tapi pantes diajak jalan. Walau pendek tapi gak malu-maluin. Dika keren walau kadang jengkelin saat nyindir para single. Sengaja gak pake kata jomblo biar gak tersinggung. Gue sangat terinspirasi dengan setiap tulisannya diblog ataupun di novelnya. Gue sedikit-sedikit mulai menerapkan hal-hal positif yang gue dapet dari Dika ke kehidupan gue. Dari gue harus bisa move on secara cepat. Gak pilih-pilih dan melihara kucing. Mungkin yang terakhir itu sebelum ada Dika udah gue lakuin. Gue merasa jadi lebih baik daripada saat gue menjadi pecinta oppai ehm maaf oppa-oppa korea. Maka dari itu, gue sekarang lebih seleksi untuk memilih idol yang tepat, yang pantas dan layak untuk di idolkan.. Mereka yang tidak merubah kita. Mereka yang mampu membuat hidup kita menjadi kian berwarna..
Oppa-oppa? No! Raditya Dika? Yes! :)
Sekian terima gaji.. :D

Post a Comment

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.