0

Sebelumnya gue mau tanya..

- Saat melihat pengemis wanita dengan badan segar dan cukup kuat tapi sedang menggendong/menggandeng anaknya, gimana perasaan lo?
-Saat melihat para pejabat beruang membeli mobil sport terbaru.. Atau melihat orang yang membeli tas mewah seharga milyaran rupiah, apa yang lo pikirkan?
-Dan, saat melihat pemimpin kita hanya memimpin dari atas, tanpa turun ke bawah, tanpa menengok secara langsung bagaimana kondisi kita, namun hanya mempercayakan semuanya kepada bawahannya dengan segepok uang sebagai jaminan-nya. Miris gak sih?

Ehm, gue gak mau sok dewasa dan sok ngerti politik nih guys, tapi gue cuman mau mencurahkan apa yang selama ini ganjel aja dihati gue disaat gue masih menjadi warga negara Indonesia yang baik. Hm.. Sekarang masih baik kok.

Pertanyaan yang pertama, ini menurut gue, melihat pengemis seperti itu jujur antara tega dan nggak tega. Gue tega gak ngasih dia duit, bukan karena gue masih ada china hoik nya terus gue pelit, bukan. Tapi karena didalam kondisi tubuh ibu itu sebenarnya cukup kuat untuk mendapatkan pekerjaan lebih layak ketimbang mengemis. Tapi, melihat anak yang digendongnya, gue sebagai manusia biasa yang lemah pun jadi iba. Gue gak bisa bayangin bagaimana dalam posisi anak tersebut. Melihat anak lain seusianya sudah mulai memasuki playgroup atau TK A, dia malah ikut orang tuanya untuk mengais rezeki dijalanan. Kepanasan. Kehausan. Lapar. Namun tanpa keluhan. Tetap tersenyum saat orang lain memasukan beberapa recehan ke dalam kemasan makanan yang mereka gunakan untuk tempat pundi-pundi rupiah yang mereka dapatkan hasil meminta-minta tersebut. Kasus seperti ini tak hanya terjadi satu atau dua kali di Indonesia, namun diseluruh pelosok negeri pun, kita mungkin selalu menjumpai hal-hal serupa. Hal yang sebenarnya tidak pantas dijumpai di Indonesia. Katanya Indonesia tanah surga? Iya, surga bagi mereka yang kaya.. Neraka bagi mereka yang tak punya.

Kedua, melihat pejabat membeli barang mewah dengan harga fantastis, kadang suka mikir juga sih, itu duit siapa ya? Duit kita bukan? Tapi sih, gue gak berfikir panjang karena takutnya malah jadi su'udzan.. Negative Thinking. Tapi, apa gak sayang ya uang sebanyak itu hanya dibelikan tas yang denger-denger untuk mencucinya-pun musti di loundry-kan ke Singapore.. Iya kalau itu pakai uang pribadi, kalau uang minjem negara gimana coba ceritanya? Bukannya buruan dilunasin malah kecanduan ngutang lagi. Hmm.. Gue sebagai anak bangsa yang walaupun suka males ikut upacara, walaupun lahir bertepatan dengan hari pramuka tapi gak hafal morse, hanya bisa turut prihatin aja dengan kondisi Indonesia yang seperti ini. Kenapa uang sebanyak itu gak diolah untuk menciptakan lapangan pekerjaan aja? Kenapa gak dibuat pabrik supaya mereka yang seperti sampah kota dijalanan itu bisa mendapat pekerjaan yang lebih layak daripada harus masang muka melas didepan para penunggu lampu merah. Apa itu gak lebih baik?

Ketiga, pemerintahan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan rakyat? Mereka yang mau mendengar langsung curhatan hati kita, mereka yang mau turun kebawah untuk melihat kondisi kita, mereka yang tidak hanya ngumbar-ngumbar janji, dan setelahnya php. Di php-in sama gebetan aja rasanya sakit banget.. Apalagi sama pemerintah sendiri.. Iyakan? Dan dengan dipasrahkan kepada bawahan gue yakin hampir 97% gak ada yang beres. Kenapa gue berani ngomong gitu? Hm gue gak maksud sombong ya, ayah gue kan juga di dewan nih kebetulan, dan alhamdulillah ayah gue bukan orang yang neko-neko kok.. Tapi, kata ayah gue, banyak bawahan-bawahan yang masih baru udah berani korupsi. Saat ditanya alasannya apa, mereka hanya jawab : "Lagian yang atasan juga korupsi, kita tinggal niru aja kan sebagai bawahan" Sinting. Gimana mau maju nih negeri kita kalo kayak gini. Miris

Orang bilang tanah kita tanah surga..

Gue sangat menyayangkan kondisi Indonesia saat ini, kita itu kaya, kita penuh dengan flora-fauna yang beragam, kita punya tanah yang subur, kita punya ribuan pulau-pulau indah yang kurang diperhatikan. Seharusnya kalo pemerintah lebih jeli lagi, segala sumber daya alam yang ada di Indonesia udah jelas, udah keliatan mata, bakalan nambah devisa negara kalo diolah dengan benar. Iya kan? Sayangnya Indonesia punya, tapi tak menganggap. Ya kayak ngidol gitu deh, lo fansnya Shania? Shania kenal sama lo? Jarang ada idol yang mengenal fansnya langsung kan? Gue jadi inget Kinal kan.. Hm.. Oh iya makasih kak Adnan udah mau nitipin surat buat Kinal pas HS nanti, padahal HSnya sama Haruka sih.. Eh.. Kenapa malah bahas ini, balik ke SDA di Indonesia, iya Indonesia gitu, punya banyak kekayaan alam. Tapi jarang diperhatikan, giliran diklaim sama negara lain baru koar-koar. "Woy malingsialan.. Upin ipin gaplek kak ros opah abang sally bencong! Balikin reog ponorogo gue woy!" gue gak nyalahin Malaysia sepenuhnya kok, salah kita juga gak bisa melindungi kebudayaan kita. Betul betul betul.. Lha wong pacar dianggurin aja akhirnya diembat orang juga kok, apalagi kebudayaan? Ayolah guys, jangan cuman bisa nyalahin negara lain, tapi lihat dulu negara kita, apakah kita sudah cukup pantas menjadi pengasuh SDA yang baik? Apakah SDA tersebut dapat berkembang ditangan kita?

Yang kaya makin kaya, Yang miskin makin miskin..

Sayangnya, watak orang Indonesia itu banyak yang culas, rakus, gak puasan. Kalo nyokap bilang sih, Gragas. Iya nyokap gue wong jowo gals.. Mereka tidak akan puas dengan apa yang mereka dapat sekarang, pemerintahan di Indonesiapun kurang cerdas menurut gue karena mereka tidak membatasi penghasilan dan kekayaan rakyatnya. Lo liat negara-negara lain? Mereka dipas dengan kekayaan sekian, dan jika kelebihan, dana tersebut akan diberikan kepada yang lebih membutuhkan. Terus Indonesia? Mereka yang udah kaya, terus aja mengunduh rupiah demi rupiah untuk menambah kekayaan mereka. Duit kanggo opo to pak? Buk? Opo yo arep go sangu mati? Jenengan mati lak nggih ming mbeto kain kafan to? Mboten kain sutera seharga milyaran rupiah to? Ada satu pejabat negara yang gak gue sebutkan namanya, beliau sangat amat-amat kaya raya, partai punya, stasiun tv punya, puluhan perusahaan besar pun dimilikinya. Tapi, kenapa dia masih terus menerus berusaha menambah kekayaannya? Apa itu masih kurang? Gue agak sebel pak sama lo, serius deh. Mungkin anda akan berhenti bekerja saat Indonesia udah ada ditangan anda. Yo to? Aku ngerti kok. Dan, jika kebiasaan seperti itu terus terjadi di Indonesia, gue takut, gimana nasib anak-cucu gue (Bersama Aliando tentunya) nanti?

Well, analoginya, kita sebagai pemuda Indonesia harus bisa memilih dan menentukan bagaimana nasib negara ini kedepannya.. Sebentar lagi kan pemilu capres, ya.. Sedikit, gue mulai mencium politik Divide et Impera. Janji-janji mulai bertebaran. Banyak isu sara yang mancing kerusuhan. Yang cerdas, bisa nyium.. Yang bego' kepancing. Semua ada ditangan kita, kita yang memilih dan bertanggung jawab. Walaupun aku ikut pemilu masih tiga tahun lagi, padahal pemilu dilaksanakan lima tahun sekali jadi aku ikut pemilu pertama diusia sembilan belas tahun. Hmm.. Pilih pemimpin yang gak hanya bisa mengerti rakyat, tapi mengerti dirinya sendiri, mampu gak ya, gue jagain satu negara ini? Bukan mereka yang hanya menebar janji tapi menjilat ludahnya sendiri. Hawr..
Pak Prabowo Pak Jokowi CemUn9uDh EaWttzz.. #GanbaBowo #GanbaJoko ^^

Sekian..

Wassalam!

Post a Comment

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.