Greentea Latte: January 2015

Karena lo itu sulit..

Pernah gak sih lo disalahin karena terlalu cuek? Tiba-tiba dimarahin karena bales chat/sms singkat-singkat? Oke ini bukan buat yang LDR sih sebenernya karena masalah texting itu biasanya rentan berhubungan sama kaum LDR. Oke ini bukan..
Apa menurut lo orang sejago nulis Raditya Dika, seromantis Alitt Susanto atau bahkan sepuitis Dara Prayoga itu dalam dunia nyata kepada pasangannya mereka bisa bersikap seperti itu saat texting? Ya apakah setiap texting entah sms ataupun chat si Dika akan ngetik panjang lebar seperti draft-draft tulisannya di blog? Ya. Karena nulis sesuatu untuk seseorang yang kita suka, tidak semudah seperti sesuatu yang suka kita tulis.
Gue sering disalahin pada masalah texting, ya oke deh kadang gue juga keterlaluan. Ya tapi asal dia tau aja, gue bales singkat-singkat atau saat dia tanya ke gue tentang seperti apa dia dimata gue, gue selalu jawab seadanya. Padahal setiap gue nulis diblog ataupun draft bisa panjang, runtun dan bahkan gue bisa mendadak jadi sok romantis.
Jadi ini buat elo:
Asal lo tau ya, gue paling benci ketika mendadak ada chat atau sms dari lo. Bukan karena gue sebel atau gimana, tapi gue benci kenapa gue musti memakan waktu yang lama untuk membalasnya. Menghapusnya. Memikirkan kata demi kata. Gue agak benci jatuh cinta sama lo, semua detail yang gue ucapkan. Seolah tulisan gue yang bakal jadi replay-an sms atau chat ke lo itu penting, seolah harus tanpa cacat, atau bisa jadi gue kehilangan lo. Gue benci ketika gue ikut hanyut dalam texting itu, dan gue benci ketika ada satu titik dimana gue gak tau harus nulis apa lagi. Gue benci dengan pertanyaan-pertanyaan pancingan atau re-teorika lo yang agaknya memaksa untuk gue menjelaskan seperti apa lo dimata gue. Serius gue benci. Gue gak pernah bales dan nanggepin serius kan? Itu bukan karena gue gak mau. Tapi gue gak mampu. Lo terlalu sulit untuk dijabarkan hanya dalam sebuah kalimat satu ketikan dari keypad usang smarthphone gue.
Itu baru dalam chat, belum ketika langsung ketemu.
Lo sadar gak? Setiap kita ngobrol gue jarang banget liatin lo, gue selalu dengan obrolan gue yang nyamber kemana-mana gak jelas. Dibalas dengan ketawa renyah dari lo yang seketika membuat gue kayak maling mangga yang kegrebek pak RW. Gelagapan. Gue sering gelagapan saat ngobrol sama lo. Kalimat-kalimat gak jelas gue. Apa lo inget? Dan gue selalu inget lo selalu nanyain lagi kalimat gak jelas itu, dan lo harusnya inget gue selalu bilang "Simpen buat PR".
Gue inget, bagaimana cara lo mendengarkan gue. Bagaimana cara lo ngambil alih pembicaraan. Bagaimana lo megang pundak gue dan maksa gue noleh buat natap mata lo. Gue gak pernah mau. Bukan, gue gak pernah mampu. Gue inget bagaimana teknik lo mengambil nafas untuk jeda dalam obrolan kita yang kadang ah bukan, sering kali sangat hambar itu. Gue inget rasanya pertama kali kita skinship. Gue inget betapa gue sangat canggung saat kita melihat satu layar ponsel dan tanpa sengaja kepala kita bersentuhan. Mungkin menurut lo ini biasa, tapi rasanya gue pengen berlari jauh. Gue canggung. Tapi gue juga benci dengan kesadaran gue atas kecanggungan itu. Dan pada akhirnya gue gak melakukan apa-apa. Hanya pasrah tenggelam dalam rasa canggung yang gue rasakan diam-diam. Gue masih inget banget satu rasa desiran paling keras yang pernah gue rasain seumur hidup gue saat pertama kali kita ngobrol dengan sudah saling menyatakan. Ya gitu, gue inget semua detail kecil yang mungkin lo lupa.
Lihat? Gue bisa nulis banyak paragraf tentang lo kan? Tapi bodohnya, nasib gue tetaplah seorang yang hanya jago dalam bungkam. Mungkin kalo ada awards tentang stalker ataupun secret admirer sejati gue bisa menang. Gue gak pernah berani mengungkapkan langsung walaupun sudah bersama kayak gini. Lucu ya, perasaan diam-diam dihubungan yang sudah jelas terlihat. Mungkin hubungannya sudah jelas, namun terkadang sesuatu yang jelaspun pada akhirnya akan kabur juga. Kayak sinar siluet pada pembiasan matahari, sampai kapanpun gak bakal keliatan jelas. Tapi untuk membuat semua lebih jelas, kita cuman perlu kacamata yang pas.
Ya, karena lo begitu sulit.
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggsL4qcegzrdIw9fvJTlSBqMbQIyqNnyDeVXqgpTtUWhDl8J7il416cR0CJ3QWBKUFKF7s8zfHtGHwKrJ8lTvSCLNjaN5-18lBjFWeq6sq55o-GmIsvvV1Znq5Qa2PdoFvdHePNNxsBg_K/s1600/girl2bstaring2bat2bboy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggsL4qcegzrdIw9fvJTlSBqMbQIyqNnyDeVXqgpTtUWhDl8J7il416cR0CJ3QWBKUFKF7s8zfHtGHwKrJ8lTvSCLNjaN5-18lBjFWeq6sq55o-GmIsvvV1Znq5Qa2PdoFvdHePNNxsBg_K/s640/girl2bstaring2bat2bboy.jpg"> </a> </div>

Karena lo itu sulit..

Pernah gak sih lo disalahin karena terlalu cuek? Tiba-tiba dimarahin karena bales chat/sms singkat-singkat? Oke ini bukan buat yang LDR sih ...

Untuk kalian yang mulai bosan..

Gue gak tau harus mulai darimana, gila udah hampir dua bulanan gak nulis. Nulis sih, tapi endingnya cuman nyampah di draft. Iya, nulis-nulis doang tapi gak pernah ada tujuan. Padahal nulis itu kegiatan favorite gue. Ya maklum ya gue kan anak bahasa, semua sedih dan seneng gue jadi puisi, dan semua amarah gue jadi diksi. Cie gitu. Tapi, kadang apa yang kita bener-bener sukain bisa bikin kita jenuh. Ya bukan berarti gue jenuh menulis, bukan. Maksudnya, walaupun kita suka banget, tapi saking lamanya gak diurus lagi, lama-lama bosen sendiri. Capek sendiri.
Seperti perasaan tak berbalas.. 
Iya, begitu sayangnya lo sama dia, begitu elo memuja-muja dia dan selalu naruh sesajen didepan rumahnya, dan sayangnya lo hanya berjuang sendirian. Lo tau kan, suka sama orang yang gak suka sama kita itu rasanya kayak dikasih uang sejuta tapi recehan gopek semua. Dapuq. Kalo jadi gue sih, tetep gue ambil. Lumayan coeg sejuta. Bisa buat nyewa game center setahun. Ya gitu, orang yang berjuang sendirian pun pada saatnya bakal jatuh pada satu titik jenuh. Perasaan yang awalnya gak ada sama sekali itu tumbuh dari mulai sangat kecil hingga makin lama makin besar, tapi semakin lama semakin menjauh dan hilang. Hilang begitu saja karena para pejuang begitu lelah karena musuh mereka hanya diam ketika diserang dan bahkan para pejuang merasa kalah tanpa mendapat perlawanan. Sakit.
Dan bahkan, hubungan yang sudah adapun, hubungan yang sudah jelaspun terkadang bisa mengalami sebuah titik jenuh. Gue gak tau dengan hubungan gue yang sekarang, apakah gue sudah jenuh atau mungkin perlahan menjauh. Ah kagak ah, orang baik-baik aje. Ya gitu, awalnya gue pikir gak bakal selama ini gue bisa bertahan sayang dan disayangin tanpa ada embel-embel status pacaran disitu. Tapi gue sadar, buat sayang sama orang itu bukan sekedar, "Aku sayang kamu karena kamu.." Tapi "Aku sayang kamu walaupun kamu..". Gimana ya, banyak yang bilang kalo hubungan pacaran dan sejenisnya itu antara dua orang, tapi buat gue, hubungan itu gak sekedar ada gue sama dia, tapi juga temen-temen dia, keluarga dia, hobby dia, dan mungkin mantan dia juga. Iya, kita harus menerima semua hal-hal tersebut sebelum kita bisa disebut bisa benar-benar menerima dia.
Jujur, gue belum bisa sepenuhnya menerima dia. Gue masih suka protes kalo waktu gue terbagi sama hobby-nya. FYI, dia gamers, YKWIM lah. PC, Mouse, Keyboard adalah pacar dia, sedangkan gue hanya selirnya aja. Dan kadang gue juga masih suka ngambek kalo dia keasikan sama temen-temennya, sama komunitasnya di sekolah, dan lebih parahnya lagi di awal-awal hubungan, mantannya itu masih suka jadi benalu. Ya pada awalnya memang begitu, tapi seiring berjalannya waktu gue merasa harus mau nerima semua itu. Ya masalah kedepan biar waktu yang jawab, kalopun pada endingnya gak barengan, itu emang risiko yang gue ambil sejak dulu kita saling menyatakan.
Tapi mau gimanapun, semua yang layak diperjuangkan memang harus diperjuangkan. Tapi tidak boleh sendirian. Karena gue yakin pasti lo akan kelelahan. Gue baru paham rasanya diperjuangin itu bener-bener gak bisa diungkapin pake kata-kata. Diperjuangin aja rasanya kadang sakit, apalagi yang memperjuangin? Apalagi yang diperjuangin gak sadar bahwa dia sedang diperjuangkan. Ya mungkin hanya sadar akan adanya elo, tapi dengan sadar dia tidak memperdulikan lo. Dan kesimpulannya semua yang begitu kita banggakan, terkadang hanya menjadi sebuah bayangan. Hanya ada dua pilihan, kalah atau menyerah..
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBpCJEKJTCm90eMvRj2XJ8sNwYP_NqUm6KQQEmVe5_qEXc_3Uhyphenhyphennw7mdLm8y2W0isleUCifmJQ9A_bhxtBy5jHGU8mmdsKr_uk6H6HW0BWyh1BWUUAiIfQlxMsQ2FsZx5mhEXU1IUjOflQ/s1600/gadis-terduduk.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBpCJEKJTCm90eMvRj2XJ8sNwYP_NqUm6KQQEmVe5_qEXc_3Uhyphenhyphennw7mdLm8y2W0isleUCifmJQ9A_bhxtBy5jHGU8mmdsKr_uk6H6HW0BWyh1BWUUAiIfQlxMsQ2FsZx5mhEXU1IUjOflQ/s640/gadis-terduduk.jpg"> </a> </div>

Untuk kalian yang mulai bosan..

Gue gak tau harus mulai darimana, gila udah hampir dua bulanan gak nulis. Nulis sih, tapi endingnya cuman nyampah di draft. Iya, nulis-nulis...

Greentea Latte

Karena lo itu sulit..

Untuk kalian yang mulai bosan..

Popular Posts

Labels

Comments