0


Malam itu dingin terasa menembus kulit melawati lapisan demi lapisan hingga terasa di rusuk entah apa yang sedang aku pikirkan hingga jam menunjukkan pukul 00:30 aku belum juga terlelap, pikiran ku terbang melayang memikirkan yang tak pasti. Hingga akhirnya aku terfokus memikirkan satu hal ya gadis itu kini terbayang dibenakku gadis yang sore tadi kutemui ditoko roti favorit ku .Pikirku mungkin esok hari dia akan ketempat yang sama dengan jam yang sama karena tempat itu sudah menjadi tempat favorit semua orang khususnya kalangan remaja yang kerap kali datang meramaikan tempat itu untuk sekedar berbincang atau membeli beberapa aneka roti. Maka aku putuskan besok aku akan menemuinya kembali, aku segera berjalan menuju kasur yang dilapisi kain yang bergambarkan club bola favorit ku.##Jam dinding pun menunjukkan pukul 12:45 aku berangkat menuju toko roti itu yang berada di daerah Menteng - Jakarta Pusat .Tepat 15 menit perjalanan aku tiba di toko roti itu."Siang mas Affan ingin berbelanja ya." sapa salah satu pegawai itu yang rupanya sudah mengenali ku yang sering berkunjung ditempat ini."Tidak mba, saya hanya ingin mencari gadis yang kemarin juga kesini. Kulitnya putih, rambutnya itu sekitar sepinggang lalu tingginya mungkin hanya sebahu. Apa mba mungkin mengenalinya ?""Oh.. Mungkin maksud mas Affan ini mba Nabilah." kata pegawai itu meyakinkan."Nabilah ? Lalu apa dia juga pelanggan ditempat ini ?""Oh bukan mas dia pegawai baru, kemarin kebetulan dia shift pagi jadi sewaktu mas Affan datang dia pulang.""Hari ini dia masuk jam berapa mba ?""Sebentar ya mas saya lihat jadwalnya dulu." sambil beranjak meninggalkan Affan. "Untuk pegawai yang bernama Nabilah hari ini shift siang mas mungkin sebentar lagi datang.""Kalau gitu saya tunggu saja, oh iya buatkan saya cappucino biasa dan roti biasa ya mba.""Baik mas, silakan duduk."##Terdengar suara pintu terbuka sejenak matakku langsung memandang kearahnya. “Nab.. Nab.. Nabilah !!” suaraku terbata-bata menyebut namanya.Dia hanya tersenyum memandangku lalu pergi kebelakang untuk berganti pakaian. Ku lihat kearah luar gadis yang usianya tak jauh darinya dia telah mengantar Nabilah, sepertinya dia itu kakak atau mungkin sepupuhnya.**“Nab itu ada cowok diluar sedang menunggumu.” Kata pegawai yang tadi melayaniku.“Yang itu ? Dia siapa ? Mengapa dia mencariku?” setumpuk pertanyaan pun muncul dibenaknya.“Nih kamu kasih cappuccino dan rotinya.”Nabilah pun beranjak menghampiriku.“Kamu Affan ?” tutur lembutnya membuatku tak dapat berkata.“Iy.. Iyaa ..” aku pun berhasil gugup dibuatnya.“Kata pelayan tadi kamu telah menungguku, mengapa?”“Ini punya mu?” sambil menyerahkan saputangan berwarna merah kemudaan.“Astagaa. Ini saputanganku, hampir saja aku kehilangannya. Ini sungguh berarti buatku. Dimana kau menemukannya?”“Kain ini jatuh dari tasmu kemarin sewaktu kamu ingin pulang.”“Oh terimakasih, bila kain ini menghilang aku tak tahu harus apa karena ini pemberian Ibuku sewaktu beliau masih hidup.”“Kalau gitu aku harus pergi kuliah. Nab, boleh aku meminta nomormu ? Emm.. Maksudku aku ingin berkenalan lebih lanjut. Tapi kalau tak boleh juga tak apa-apa. Oke aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa.”Nabilah tersenyum geli melihat aku seperti sedang menghadapi Dosen diruang sidang. “Tunggu fan, kau meninggalkan sesuatu. Ini kartu namaku yang tadi kau min ta.” Katanya sambil menyerahkan selembar kartu kecil.##Esok harinya aku mencoba menemuinya. Tok.. Tok.. Tok.. Aku mengetuk pintu rumahnya dengan perasaan tak menentu.Seseorang membukakan pintu, gadis itu seperti aku pernah melihatnya.“Maaf, ingin mencari siapa?”“Benar ini rumahnya Nabilah?”“Oh rupanya temannya Nabilah ya? Silakan duduk.” Katanya sambil mempersilakan duduk.“Biar ku panggilkan Nabilah.”Tak lama kemudian Nabilah pun menuruni tangga.“Ini minumannya dibawa sekalian yaa.” Kata gadis itu.**“Affan, apa ada barangku yang terjatuh lagi?” katanya sambil diseling tawa.Aku pun ikut tertawa bersamanya. “Hahaa.. Kau bisa saja. Aku hanya ingin berkenalan sesuai janji ku kemarin.”“Apa lagi yang harus dikenalkan? Bukankah kita sudah kenal? Aku mengenalmu dan kamu mengenalku.”“Bukan hanya sekedar nama yang ingin ku tahu tapi semua tentangmu. Siapa yang tadi membukakan ku pintu?”“Dia kakakku kami tinggal hanya berdua setelah ayah dan ibu kami meninggal karena mobil yang ditumpanginya menabrak trotoar hingga terjungkal ke jurang.” Mimik mukanya seraya berubah.“Oh maafkan saya nabilah saya sungguh tak tahu.”“Yang tadi itu kak melody namanya dia satu-satunya keluarga yang aku punya sekarang.”Perbincangan mereka pun semakin akrab membuka awal pertemanan mereka hingga waktu pun menunjukkan pukul 15:05.“Maaf nab waktu sudah hampir sore, sepertinya aku harus pulang.”Lalu Affan pun pulang dan persahabat mereka berawal dari situ hingga akhirnya mereka semakin dekat. Affan sadar akan perasaannya pada Nabilah hingga suatu hari ia mencoba untuk mengungkapkannya. Tak ia sangka ternyata Nabilah pun menaruh perasaan yang sama pada Affan. Dan kini mereka menjadi pasangan yang romantis bak Romeo dan Juliet, Pangeran dan Putri, Ratu dan Raja.Begitupun kehidupan mereka selanjutnya yang terus dihiasi dengan pelangi yang cerah.

Dari : Catatan Facebook admin

Post a Comment

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.