4

"Ojo ngono tah! Tak kandakke mamaku lho!"

Kalimat refleks itu selalu terucap hampir setiap hari. Entah sampai kapan bisa selalu terucap.

Ma,
Mbak memang sering nulis diblog, mbak memang sering menumpahkan segala perasaan yang bergumul didalam hati mbak dalam bentuk tulisan. Tapi, entah ketika mbak diminta untuk menuliskan tentang bagaimana seorang ibu, mbak selalu enggan. Bahkan jika sekolah memberi tugas semacam itu, mbak lebih milih menyalin dari internet. Sejujurnya, itu bukan karena mbak gak mau, atau mbak males. Tapi, mbak gak mampu. Mbak gak mampu untuk menjelaskan betapa hebatnya seorang ibu. Seorang mama. Mama terlalu banyak arti. Mama terlalu berarti buat mbak. Jadi, begitu sulit untuk menjelaskan bagaimana seorang mama buat mbak. Mungkin ini pertama kalinya, dan mbak harap mama selalu sehat.

Ma,
Maafin mbak ya, padahal mbak sudah SMA, tapi sikap dan sifat mbak masih seperti anak kecil terus. Mbak masih suka seenaknya sendiri, masih suka main gak ijin, masih suka mengumpat kesal saat mama minta tolong sama mbak buat membantu pekerjaan mama. Padahal sejujurnya mama bukan gak bisa melakukannya sendiri kan? Mama hanya ingin mbak belajar supaya nanti saat mbak hidup tanpa mama, mbak gak kaget. Bener kan tujuannya itu? Iya kan ma?

Ma,
Kemarin saat kita nonton tv bareng diruang keluarga, mama tiba-tiba bilang "Mama senenge kayak apa ya pas liat mbak pake kebaya saat diwisuda nanti?". Dan mama tau bagaimana perasaan mbak saat itu? Mbak sedih ma. Mbak merasa belum bisa jadi putri mama yang baik. Kadang untuk berangkat sekolah aja mbak suka males, suka ogah-ogahan belajar, padahal mama begitu dalam menaruh harapan pada mbak untuk menggapai mimpi dan bersekolah setinggi mungkin. Mama gak ingin, susahnya mama saat bersekolah dulu dirasain sama mbak, sama adek-adek. Bener ma?

Ma,
Terimakasih ya sudah mau meminjamkan rahim selama sembilan bulan lamanya. Hal paling menakjubkan dalam hidup mbak. Selama sembilan bulan mbak hidup didalam hidup mama. Satu denyut. Satu detak. Saling berbagi. Begitu hebat mama berjuang antara hidup dan mati untuk mbak. Begitu hebat mama melawan rasa sakit dan perih demi lahirnya mbak didunia. Mbak sayang sama mama. Mbak ingin terus bersama mama. Mbak ingin mama ada disamping mbak saat mbak dipinang kelak. Mbak ingin mama bermain bersama putra-putri mbak kelak. Mbak ingin mama selalu bersama mbak, walaupun mbak tau pada saatnya perpisahan memang akan terjadi.

Ma,
Lewat mama mbak belajar. Mbak belajar untuk memahami bahwa hidup memang diantara sehat dan sakit. Kuat dan lemah. Berjuang dan menyerah. Begitu hebatnya mama dimata mbak, mama yang tidak begitu menonjol akedemiknya, mama yang tidak se-gaul mama-mama yang lain. Tapi mama yang begitu sempurna buat mbak. Mama yang sangat mbak idolakan. Mama yang sangat mbak banggakan. Mama yang selalu mbak teriakan namanya saat mbak merasa tidak nyaman.

Ma,
Mbak ingat ekspresi ke-khawatiran mama saat mbak mengalami datang bulan pertama. Begitu cerewetnya mama. Tidak boleh ini. Tidak boleh itu. Harus ini. Harus itu. Dengan cermat mama memberi intruksi mbak mengenai segala apa saja yang boleh atau tidak boleh mbak lakukan pada saat datang bulan. Cerewetnya mama yang suatu saat pasti akan mbak rindukan. Yang suatu saat hanya terdengar dalam ingatan.

Ma,
Saat mama sakit, mbak hanya bisa memijit kaki mama. Padahal jika saat itu mbak yang sakit, mama yang bingung kesana kemari. Mengecek suhu badan. Meminumkan obat. Menyuapi makan. Mencarikan makanan yang mbak pengen. Semua mama lakukan dengan harapan mbak segera baikan. Mbak segera sembuh. Selain guru buat mbak, mama adalah dokter terbaik sedunia. Mbak sayang sama mama.

Ma,
Ingatkah mama saat ekonomi keluarga kita belum tercukupi seperti sekarang? Saat mbak merajuk dan marah-marah minta makan enak seperti teman-teman mbak, dengan telaten mama menyuapi mbak dengan makanan seadanya, saat itu mbak masih usia antara lima tahun. Mbak belum begitu paham apa arti tatapan sendu mama saat itu. Mbak terus merajuk tak mau makan. Bibir mama berkomat-kamit entah apa yang mama ucapkan saat itu. Kemudian mama.bilang: "Maem dulu nok, nanti habis ini beli es krim banyak." Begitu mudahnya mbak terayu oleh anganan. Akhirnya mbak makan dengan bayangan es krim dibenak mbak  Dan es krim itu baru terwujud setelah sekitar setengah tahun kemudian.

Ma,
Mungkin mbak belum bisa jadi putri terbaik mama, belum pantas menjadi contoh yang baik untuk adek-adek, tapi satu harapan mbak, mbak pengen melihat mama selalu sehat. Mbak pengen mama tersenyum karena mbak, walaupun sepertinya itu adalah hal tersulit buat mbak. Membuat senyuman dibibir mama. Mbak ingin waktu yang lebih lama lagi bersama mama. Mbak ingin mama ada disamping mbak dalam tiga momen penting dalam kehidupan mbak. Saat wisuda, menikah, dan punya anak. Mbak ingin mama jadi orang yang pertama mbak peluk saat menerima hasil kelulusan. Jadi orang yang pertama mbak cium tangannya saat mbak dilamar, dan jadi orang yang pertama mbak beri kabar ketika mbak hamil.

Ma,
Mbak selalu berharap, mama sehat, mama selalu dalam lindungan-Nya. Karena mbak masih ingin terus bersama dengan mama, mbak masih ingin dibimbing oleh mama, mama adalah segalanya buat mbak. Mbak gak ingin dipisahkan dari mama walaupun mbak tau semua tidak ada yang abadi,

Ma,
Atas segala kekurangan yang mbak milikki, mbak akan berusaha, mbak akan melakukan apa yang mama pengen, tidak mengecewakan mama, dan berusaha menciptakan senyuman di bibir mama. Sumpah ma, demi apapun, mbak terlalu sayang sama mama, mbak terlalu takut buat berpisah dari mama pada akhirnya..

Ma,
Mungkin mama akan tertawa entah menahan tawa saat membaca ini, seorang mbak Milla yang isi hidupnya hanya sekolah dan sekolah itu masih sempat mencoretkan hal-hal yang mungkin bagi sebagian orang adalah hal freak karena menceritakan apa yang sebenarnya sudah sering terjadi. Gakpapa ya ma, sehat terus, mbak Milla sayang mama.

Post a Comment

ah kamu mil, tuisan ini bikin gue nangis :(

Milaaa! Berhasil bikin netes ��

Jangan lupa di Share ya :) Luthfia

Jangan lupa di Share ya :) ardhanari

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.