0

00:00

Merasakan sesuatu dari dalam dada, lalu menjalar ke seluruh tubuh. Rindu.

Lu pernah kangen kan? lu pernah rindu kan? Dan lu pasti pernah kangen dan rindu pada seseorang yang tidak peduli akan hal itu. Gue juga pernah. Dan itu selalu menganggu jam tidur gue beberapa waktu terakhir ini. Nyebelin gak sih? Pol ah. Lalu bisa ngapain?

Yang gue lakukan adalah mengingat, mengingat semua kejadian-kejadian yang pernah gue laluin bareng dia. Dia yang sangat berharga bagi gue, dan nahasnya gue gak begitu penting buat dia.

Gue ingat semua detail kecil, yang mungkin dia lupa.

Gue ingat saat pertama kali lihat dia, didepan kelasnya. Sedang duduk. Gue perhatikan dari balik jendela kaca ruang osis. Saat itu masih kelas 10. Lucu. Belum kenal. Belum tahu siapa namanya. Tapi tahu, dia beda. Dia mengenakan seragam tanpa rompi. Entah sengaja dilepas karena habis shalat atau apa gue gak tahu pasti. Tapi gue ingat itu hari rabu. Sekitar seminggu sebelum classmeeting dan sekitar delapan belas hari sebelum uji SKU I. Saat itu dia sedang asik cerita-cerita ah bukan, sedang asik dengerin cerita. Tapi ya, hanya sebatas itu. Kan udah gue bilang, belum kenal. Tau namanya aja enggak. Bodo amat.

Bodo amat?
Berkelanjutan,

Uji SKU 1
28 Desember 2014

Dia ulang tahun, dikerjain abis-abisan. Gue biasa aja karena memang belum kenal. Lalu beberapa saat setelah itu, gue buka hape. Lihat RU BBM. Ada dia, ada dia disana. Menuliskan sesuatu mengenai ulang tahunnya. Setelah itu, gue tahu namanya. Gue beranikan chat sekedarnya, hanya ucapan selamat ulang tahun. Dan, tidak ada apa-apa setelah itu. Saat itu, posisi gue juga masih punya hubungan dengan orang lain. Kakak kelas gue sendiri. Sama sekali tidak berfikir untuk kenal lebih dekat dengan dia, sama sekali.

Hampir setahun setelah itu.
Pertengahan Oktober, 2015.

Ketika itu gue udah jadi senior disekolah, lalu kebetulan gue diajak buat ngisi acara di PMR sebagai wakil dari ekstrakurikuler Pramuka. Asik sih, gue juga tahu dia ada di PMR. Tapi, biasa aja. Awalnya.
Awalnya memang biasa aja. Gue ingat, sangat ingat ketika gue beli minuman dan gue kasih ke dia. Seperti temen biasa. Gue inget ketika pertama kalinya, dia menyebutkan nama gue dengan benar. Saat itu. Tapi tetep, biasa aja.

00:00

Gue ingat, malam itu adalah acara PAB yang pasti ada namanya jurit malam. Who knows, gue ingat gue harus satu pos dengan dia. Entah kebetulan macam apa lagi yang membuat gue harus bersama dengan dia. Oke, awalnya memang profesional. Tidak ada apa-apa. Sampai gue inget malam itu, langit cerah banget, bintang banyak banget. Dan gue tiduran disamping dia. Kita berempat sebenernya, tapi posisi dia disamping gue. Langsung beratap langit. Klise ya? Dia tiba-tiba duduk, gue ikut duduk. Gue tanya kenapa, dia malah lepas kaos panjang yang dia pakai. Dia masih pakai kaos juga, tapi pendek. Dia sodorin kaos itu ke gue. Gue heran, terus dia suruh gue pakai kaos itu. Biar gak dingin katanya. Oke, gue pakai. Gue inget, acara mulai jam 02:00 sedangkan itu pukul 00:00. Gue mutusin buat tidur sebentar karena ngantuk banget. Gue inget, ada suara nyeremin yang entah apa gue gak tau, refleks.. gue tarik baju dia. Pegangan kuat. Takut serius, gak ada niat modus sama sekali. Justru dia malah megang ujung kepala gue. Bilang, gak akan ada apa-apa. Gue masih ingat aroma tubuh dia sampai sekarang, gue masih ingat suara dengkuran dia. Bahkan gue masih ingat bagaimana teknik dia berbicara, tersenyum, nguap. Gue ingat. Gue ingat semua detail kecil yang mungkin dia lupa.

Setelah hari itu, kita dekat. Dekat sekali, layaknya orang pdkt pada umumnya. Manis banget. Gue ingat.
Tapi itu gak berlangsung lama. Memang hidup itu berputar, gue tahu. Gue paham, titik jenuh pasti ada, dan pasti itu juga yang dia rasakan. Hubungan kami terlalu klise untuk dilanjutkan. Tidak ada peningkatan. Gue ingat betapa gue galau berat setelah itu, selama hampir dua minggu nangis di ruang osis, makan gak teratur sampai magh kumat terus. Bahkan tadi pagi yang paling nyebelin, mendadak magh kumat saat upacara, mau gk mau gue musti ke PMR dong? dan entah kenapa tadi sakitnya luar biasa sampai-sampai gue gak bisa hanya untuk sekedar berdiri. Dia, termangu didepan gue. Hanya berjarak sekitar setengah meter dari tempat gue istirahat. Dia gak bakal mendengar degup jantung gue yang gak berirama ini, serasa sudah ada diluar. Lalu gue justru merasa makin perih, hati gue yang perih saat lihat dia. Kepengen nangis bawaannya. Ya, seperti orang yang sedang patah hati lakukan. Bahkan sampai saat ini, gue belum sepaham bagaimana bisa, orang yang dulu pernah dekat, sangat dekat, sekarang bagaikan dua orang asing yang gak saling kenal. Lucu, tapi gue sadar, bumi terus berputar kan? Hidup harus bergerak kan? Tidak akan bisa bertahan kan?

Tapi gue ingat,
Bumi berputar, pada porosnya.

Post a Comment

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.