0

Beberapa bulan yang lalu, kurasakan hal yang semacam ini.
Duduk dibus ketika mentari baru menyumbul.
Bukan bus sekolah, ataupun mikrolet.
Bus besar yang dingin, dimana aku berteriakpun tak ada orang diluar menghiraukan.
Dejavu?
Kurasa hanya dudukku saja.
Mengenai perasaan dan pemikiran, justru berbeda.
Beberapa bulan yang lalu,
"Lebih baik aku mati saja.." hal sebodoh itu pernah terlintas di pikiranku.
Ku ucap istighfar berkali-kali.
"Apa kau tidak punya Tuhan, hingga berani berucap semacam itu? Apa Kau tak ingat dosa-dosamu?"
Hati ternyata masih mau menegurku. Kupikir dia sudah tak lagi peduli pada pemiliknya ini.
Namun itulah manusia, dan siapa saja. Bahkan Dilan atau Milea mungkin pernah merasakan hal itu.
Karena dibawah suatu permasalahan masih ada permasalahan lagi yang lebih menyedihkan.
Tuhan itu adil.
Dihadirkan ibuku yang selalu meyakinkanku bahwa semua pasti baik asal kamu baik. Aku cinta ibu. Semua yang ibu katakan memang selalu benar, itulah alasan kenapa bagiku ibu lebih dari segalanya.
Ku coba hingga saat ini.
Dan kini, ku duduk dibus yang sama bukan lagi dengan tangisan.
Dengan sebongkah kebahagiaan akan jumpa seseorang.
Dibalik tanah merah, yang menanti doaku..

Post a Comment

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.