0

Pernah gak sih lo disalahin karena terlalu cuek? Tiba-tiba dimarahin karena bales chat/sms singkat-singkat? Oke ini bukan buat yang LDR sih sebenernya karena masalah texting itu biasanya rentan berhubungan sama kaum LDR. Oke ini bukan..

Apa menurut lo orang sejago nulis Raditya Dika, seromantis Alitt Susanto atau bahkan sepuitis Dara Prayoga itu dalam dunia nyata kepada pasangannya mereka bisa bersikap seperti itu saat texting? Ya apakah setiap texting entah sms ataupun chat si Dika akan ngetik panjang lebar seperti draft-draft tulisannya di blog? Ya. Karena nulis sesuatu untuk seseorang yang kita suka, tidak semudah seperti sesuatu yang suka kita tulis.

Gue sering disalahin pada masalah texting, ya oke deh kadang gue juga keterlaluan. Ya tapi asal dia tau aja, gue bales singkat-singkat atau saat dia tanya ke gue tentang seperti apa dia dimata gue, gue selalu jawab seadanya. Padahal setiap gue nulis diblog ataupun draft bisa panjang, runtun dan bahkan gue bisa mendadak jadi sok romantis.

Jadi ini buat elo:

Asal lo tau ya, gue paling benci ketika mendadak ada chat atau sms dari lo. Bukan karena gue sebel atau gimana, tapi gue benci kenapa gue musti memakan waktu yang lama untuk membalasnya. Menghapusnya. Memikirkan kata demi kata. Gue agak benci jatuh cinta sama lo, semua detail yang gue ucapkan. Seolah tulisan gue yang bakal jadi replay-an sms atau chat ke lo itu penting, seolah harus tanpa cacat, atau bisa jadi gue kehilangan lo. Gue benci ketika gue ikut hanyut dalam texting itu, dan gue benci ketika ada satu titik dimana gue gak tau harus nulis apa lagi. Gue benci dengan pertanyaan-pertanyaan pancingan atau re-teorika lo yang agaknya memaksa untuk gue menjelaskan seperti apa lo dimata gue. Serius gue benci. Gue gak pernah bales dan nanggepin serius kan? Itu bukan karena gue gak mau. Tapi gue gak mampu. Lo terlalu sulit untuk dijabarkan hanya dalam sebuah kalimat satu ketikan dari keypad usang smarthphone gue.

Itu baru dalam chat, belum ketika langsung ketemu.

Lo sadar gak? Setiap kita ngobrol gue jarang banget liatin lo, gue selalu dengan obrolan gue yang nyamber kemana-mana gak jelas. Dibalas dengan ketawa renyah dari lo yang seketika membuat gue kayak maling mangga yang kegrebek pak RW. Gelagapan. Gue sering gelagapan saat ngobrol sama lo. Kalimat-kalimat gak jelas gue. Apa lo inget? Dan gue selalu inget lo selalu nanyain lagi kalimat gak jelas itu, dan lo harusnya inget gue selalu bilang "Simpen buat PR".

Gue inget, bagaimana cara lo mendengarkan gue. Bagaimana cara lo ngambil alih pembicaraan. Bagaimana lo megang pundak gue dan maksa gue noleh buat natap mata lo. Gue gak pernah mau. Bukan, gue gak pernah mampu. Gue inget bagaimana teknik lo mengambil nafas untuk jeda dalam obrolan kita yang kadang ah bukan, sering kali sangat hambar itu. Gue inget rasanya pertama kali kita skinship. Gue inget betapa gue sangat canggung saat kita melihat satu layar ponsel dan tanpa sengaja kepala kita bersentuhan. Mungkin menurut lo ini biasa, tapi rasanya gue pengen berlari jauh. Gue canggung. Tapi gue juga benci dengan kesadaran gue atas kecanggungan itu. Dan pada akhirnya gue gak melakukan apa-apa. Hanya pasrah tenggelam dalam rasa canggung yang gue rasakan diam-diam. Gue masih inget banget satu rasa desiran paling keras yang pernah gue rasain seumur hidup gue saat pertama kali kita ngobrol dengan sudah saling menyatakan. Ya gitu, gue inget semua detail kecil yang mungkin lo lupa.

Lihat? Gue bisa nulis banyak paragraf tentang lo kan? Tapi bodohnya, nasib gue tetaplah seorang yang hanya jago dalam bungkam. Mungkin kalo ada awards tentang stalker ataupun secret admirer sejati gue bisa menang. Gue gak pernah berani mengungkapkan langsung walaupun sudah bersama kayak gini. Lucu ya, perasaan diam-diam dihubungan yang sudah jelas terlihat. Mungkin hubungannya sudah jelas, namun terkadang sesuatu yang jelaspun pada akhirnya akan kabur juga. Kayak sinar siluet pada pembiasan matahari, sampai kapanpun gak bakal keliatan jelas. Tapi untuk membuat semua lebih jelas, kita cuman perlu kacamata yang pas.

Ya, karena lo begitu sulit.

Post a Comment

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.