Greentea Latte: June 2015

Di Toko Roti itu (cerpen)

<h5 style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px;">
 </h5>
<h5 style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px;">
 </h5>
<h5 style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiThdS4sg9V6sMI13jK1hs9NHsYZQcfUeyU1d8cZhhVNVVabDWBD1wQfaIN-4NiA6vF15cEEJyjZxqx9cxMDBB5ue7P7cYnJB8PN-i8IwvFIeMbOAJMC3CF5s93Ar1HbRjV1DCBGrJz_JQ/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; font-size: 12px; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiThdS4sg9V6sMI13jK1hs9NHsYZQcfUeyU1d8cZhhVNVVabDWBD1wQfaIN-4NiA6vF15cEEJyjZxqx9cxMDBB5ue7P7cYnJB8PN-i8IwvFIeMbOAJMC3CF5s93Ar1HbRjV1DCBGrJz_JQ/s1600/images.jpg" /></a>Malam itu dingin terasa menembus kulit melawati lapisan demi lapisan hingga terasa di rusuk entah apa yang sedang aku pikirkan hingga jam menunjukkan pukul 00:30 aku belum juga terlelap, pikiran ku terbang melayang memikirkan yang tak pasti. Hingga akhirnya aku terfokus memikirkan satu hal ya gadis itu kini terbayang dibenakku gadis yang sore tadi kutemui ditoko roti favorit ku .Pikirku mungkin esok hari dia akan ketempat yang sama dengan jam yang sama karena tempat itu sudah menjadi tempat favorit semua orang khususnya kalangan remaja yang kerap kali datang meramaikan tempat itu untuk sekedar berbincang atau membeli beberapa aneka roti. Maka aku putuskan besok aku akan menemuinya kembali, aku segera berjalan menuju kasur yang dilapisi kain yang bergambarkan club bola favorit ku.##Jam dinding pun menunjukkan pukul 12:45 aku berangkat menuju toko roti itu yang berada di daerah Menteng - Jakarta Pusat .Tepat 15 menit perjalanan aku tiba di toko roti itu."Siang mas Affan ingin berbelanja ya." sapa salah satu pegawai itu yang rupanya sudah mengenali ku yang sering berkunjung ditempat ini."Tidak mba, saya hanya ingin mencari gadis yang kemarin juga kesini. Kulitnya putih, rambutnya itu sekitar sepinggang lalu tingginya mungkin hanya sebahu. Apa mba mungkin mengenalinya ?""Oh.. Mungkin maksud mas Affan ini mba Nabilah." kata pegawai itu meyakinkan."Nabilah ? Lalu apa dia juga pelanggan ditempat ini ?""Oh bukan mas dia pegawai baru, kemarin kebetulan dia shift pagi jadi sewaktu mas Affan datang dia pulang.""Hari ini dia masuk jam berapa mba ?""Sebentar ya mas saya lihat jadwalnya dulu." sambil beranjak meninggalkan Affan. "Untuk pegawai yang bernama Nabilah hari ini shift siang mas mungkin sebentar lagi datang.""Kalau gitu saya tunggu saja, oh iya buatkan saya cappucino biasa dan roti biasa ya mba.""Baik mas, silakan duduk."##Terdengar suara pintu terbuka sejenak matakku langsung memandang kearahnya. “Nab.. Nab.. Nabilah !!” suaraku terbata-bata menyebut namanya.Dia hanya tersenyum memandangku lalu pergi kebelakang untuk berganti pakaian. Ku lihat kearah luar gadis yang usianya tak jauh darinya dia telah mengantar Nabilah, sepertinya dia itu kakak atau mungkin sepupuhnya.**“Nab itu ada cowok diluar sedang menunggumu.” Kata pegawai yang tadi melayaniku.“Yang itu ? Dia siapa ? Mengapa dia mencariku?” setumpuk pertanyaan pun muncul dibenaknya.“Nih kamu kasih cappuccino dan rotinya.”Nabilah pun beranjak menghampiriku.“Kamu Affan ?” tutur lembutnya membuatku tak dapat berkata.“Iy.. Iyaa ..” aku pun berhasil gugup dibuatnya.“Kata pelayan tadi kamu telah menungguku, mengapa?”“Ini punya mu?” sambil menyerahkan saputangan berwarna merah kemudaan.“Astagaa. Ini saputanganku, hampir saja aku kehilangannya. Ini sungguh berarti buatku. Dimana kau menemukannya?”“Kain ini jatuh dari tasmu kemarin sewaktu kamu ingin pulang.”“Oh terimakasih, bila kain ini menghilang aku tak tahu harus apa karena ini pemberian Ibuku sewaktu beliau masih hidup.”“Kalau gitu aku harus pergi kuliah. Nab, boleh aku meminta nomormu ? Emm.. Maksudku aku ingin berkenalan lebih lanjut. Tapi kalau tak boleh juga tak apa-apa. Oke aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa.”Nabilah tersenyum geli melihat aku seperti sedang menghadapi Dosen diruang sidang. “Tunggu fan, kau meninggalkan sesuatu. Ini kartu namaku yang tadi kau min ta.” Katanya sambil menyerahkan selembar kartu kecil.##Esok harinya aku mencoba menemuinya. Tok.. Tok.. Tok.. Aku mengetuk pintu rumahnya dengan perasaan tak menentu.Seseorang membukakan pintu, gadis itu seperti aku pernah melihatnya.“Maaf, ingin mencari siapa?”“Benar ini rumahnya Nabilah?”“Oh rupanya temannya Nabilah ya? Silakan duduk.” Katanya sambil mempersilakan duduk.“Biar ku panggilkan Nabilah.”Tak lama kemudian Nabilah pun menuruni tangga.“Ini minumannya dibawa sekalian yaa.” Kata gadis itu.**“Affan, apa ada barangku yang terjatuh lagi?” katanya sambil diseling tawa.Aku pun ikut tertawa bersamanya. “Hahaa.. Kau bisa saja. Aku hanya ingin berkenalan sesuai janji ku kemarin.”“Apa lagi yang harus dikenalkan? Bukankah kita sudah kenal? Aku mengenalmu dan kamu mengenalku.”“Bukan hanya sekedar nama yang ingin ku tahu tapi semua tentangmu. Siapa yang tadi membukakan ku pintu?”“Dia kakakku kami tinggal hanya berdua setelah ayah dan ibu kami meninggal karena mobil yang ditumpanginya menabrak trotoar hingga terjungkal ke jurang.” Mimik mukanya seraya berubah.“Oh maafkan saya nabilah saya sungguh tak tahu.”“Yang tadi itu kak melody namanya dia satu-satunya keluarga yang aku punya sekarang.”Perbincangan mereka pun semakin akrab membuka awal pertemanan mereka hingga waktu pun menunjukkan pukul 15:05.“Maaf nab waktu sudah hampir sore, sepertinya aku harus pulang.”Lalu Affan pun pulang dan persahabat mereka berawal dari situ hingga akhirnya mereka semakin dekat. Affan sadar akan perasaannya pada Nabilah hingga suatu hari ia mencoba untuk mengungkapkannya. Tak ia sangka ternyata Nabilah pun menaruh perasaan yang sama pada Affan. Dan kini mereka menjadi pasangan yang romantis bak Romeo dan Juliet, Pangeran dan Putri, Ratu dan Raja.Begitupun kehidupan mereka selanjutnya yang terus dihiasi dengan pelangi yang cerah. 
 
Dari : <a href="https://www.facebook.com/notes/intan-sukmana-putri/gatau-judulnya-apa-tapi-ini-buat-kak-affan/404569786316899" target="_blank">Catatan Facebook admin</a></h5>

Di Toko Roti itu (cerpen)

Unknown 0 JKT48 13:44

Malam itu dingin terasa menembus kulit melawati lapisan demi lapisan hingga terasa di rusuk entah apa yang sedang aku pikirkan hingga jam menunjukkan pukul 00:30 aku belum juga terlelap, pikiran ku terbang melayang memikirkan yang tak pasti. Hingga akhirnya aku terfokus memikirkan satu hal ya gadis…

Ramadhan kemarin dan sekarang.

Unknown 0 14:17

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqfP0C2y_Irpyap6OLTHOShowd2pWTq054uvtruCaJXKzBo76WK2WS600qPjo8E9bwEYGzwdQMI26Yr90FD8ShXn1fdIW8ZRmrkQpo25ORgQQXP-4v4yqruo2NJWVGDsxLOLaIvbZ8GL8/s1600/ramadhan1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqfP0C2y_Irpyap6OLTHOShowd2pWTq054uvtruCaJXKzBo76WK2WS600qPjo8E9bwEYGzwdQMI26Yr90FD8ShXn1fdIW8ZRmrkQpo25ORgQQXP-4v4yqruo2NJWVGDsxLOLaIvbZ8GL8/s400/ramadhan1.jpg" width="400" /></a></div>
 
Hai! Ramadhan tahun ini adalah ramadhan ke dua gue di SMA, eh salah di MAN maksud gue. Gue teringat kira-kira setahun lalu lah, saat ramadhan juga. Banyak banget pengalaman-pengalaman baru yang gue dapatkan. Kebetulan, ramadhan tahun lalu gue sedang menjalani MOS. Kebayang gak sih di MOS-in pas lagi bulan puasa? Zz tidak seperti yang lo pikir kok. Sekolah gue mah gitu sekolahnya, eh. MOS di bulan ramadhan justru menyenangkan loh, karena selain dikasih bimbingan edukasi oleh kakak-kakak OSIS waktu itu, MOS waktu puasa juga membuat waktu jadi gak terasa. Iya, tiba-tiba aja udah buka. Iya buka puasa, buka puasa mulu, buka hati kapan? tsah. 
 
Gue teringat puasa tahun lalu juga gue pertama kali ngepost tulisan tentang senpai, tentang kakak kelas yang pertama gue taksir di SMA. Lucu emang. Ramadhan tahun kemarin adalah ramadhan termanis buat gue. Iya, pertama kali gue merasakan asam-manis nya SMA. Dari mulai dibully kakak kelas, naksir kakak kelas, cari-cari perhatian guru sampai yang paling parah pernah hampir jadian sama salah satu.. Ah sudahlah gue jadi baper gini. 
 
Ramadhan tahun lalu juga ramadhan yang menurut gue adalah ramadhan adaptasi. Kenapa? karena tahun kemarin pertama juga gue pindahan rumah. Gue merasakan suasana baru, temen baru, tetangga baru, sampai tukang ojek baru.. Awalnya emang susah, walaupun gue bukan anak IPA, gue cukup paham dengan ekosistem dan adaptasi. Dan emang semua itu butuh proses yang gak sebentar. Bahkan, sampai setahun ini gue merasa belum cukup sempurna mengenal lingkungan rumah baru gue. Ah, semuanya menyenangkan dan asik untuk dikenang lagi. 
 
Ramadhan tahun lalu, gue ingat betul pertama kali mengunjungi perpustakan sekolah, dimana gue menemukan surga dunia gue, dimana gue saat itu merasa hambar dengan awal masuk SMA yang gitu-gitu aja. Gue yang emang fast-reader pun berhasil menelan beberapa buku dalam waktu beberapa jam aja. Asli deh, kayaknya gue pernah nulis bab perpustakaan ini disalah satu postingan gue.. 
 
Ya begitu indahnya ramadhan tahun lalu gue yang kayak cappuccino itu, ada manis-pahit-asin yang kuat sekuat ekstrak esspresso pada kopi gue di ramadhan tahun lalu. Ah nulis begini jadi keinget awal debut nulis dulu, iya.. gue si cappuccino itu. 
 
Bedanya sekarang? 
 
Ramadhan sekarang, adalah ramadhan yang membuat gue lebih bersyukur lagi sebagai manusia. Gak banyak ngeluh. Karena pada awal ramadhan, gue sudah dihadapkan dengan kejadian tidak menyenangkan, mulai dari pulangnya adik dari ayah gue ke Rahmatullah. Fyi, beliau adalah om terdekat gue. Gue sering sekali curhat-curhat dengan beliau. Gue sering dimarahin juga karena emang gue yang nakal. Tapi itu yang ngangenin. Usia beliau baru 41 tahun dan anaknya masih kecil-kecil. Anaknya yang paling besar seusia gue. Dan adiknya baru usia dua tahun. Entah kenapa sejak gue pindahan rumah gue jarang tau kabar tentang beliau. Terakhir denger, beliau masuk rumah sakit karena sakit hepatitis. Ternyata, sakit itu cepet banget menyebarnya, om gue di vonis sirosis di kondisi karier sedang menanjak-menanjaknya. Positive thinking aja, Allah sayang sama om gue makanya diambil dulu. yang tenang ya Om. 
 
Selain itu, ramadhan sekarang juga membuat gue lebih sabar dan lebih berhati-hati lagi dalam berteman. Awal ramadhan kena tikung, tapi gue diemin. Gue mah gitu orangnya. Lucu sih, padahal gue selalu biasa aja melihat orang yang gue suka dekat dengan siapapun, bahkan jadian sama siapapun. Tapi saat tahu dia justru jadian sama temen terdekat gue, rasanya sakit tapi gak berdarah. Haha, gue juga bingung kenapa bisa sesakit ini rasanya, masalahnya, ini sakit ditambah kecewa. Gue kecewa dengan pernyataan temen gue yang tidak sesuai dengan apa realitanya. Kalo suka, ngomong kek dari awal. Jangan janjiin tentang masa depan persahabatan lah, kalo sama omongan sendiri gak bersahabat. Tapi aku mah santai, kalem we lah lur, da hirup mah peurih. Cukup mengertin saja, sikap seperti itu adalah sikap yang gak mampu lagi untuk diperjuangin, yang ada malah ditinggalin. Moving On Coegggg~ 
 
Ramadhan tahun ini, gue jadi lebih workaholic dari biasanya. Gue yang emang udah jualan online darin dulu, makin rajin cari duit. Mumpung libur, itung-itung kejar setoran mau lebaran. Gue memforsirkan seluruh tenaga dan pikiran gue dikerjaan. Hasilnya? gue bisa melupakan patah hati gue kemarin <strike>walau cuma sedikit</strike>. Tapi setidaknya gue bisa mengalihkan pikiran gue ke kerjaan. Bodo amat berat badan turun drastis, bodo amat kantong mata gue gede-gede. Yang penting kerja. Berbekal pengalaman gue ikut MLM dulu, gue gak kaget sama permintaan customer yang aneh-aneh dan pertanyaan-pertanyaan mereka. Udah pinter ngomong gara-gara biasa promosi buat narik downline. Di kerjaan ini, gue udah gak pake hati lagi. Sejak patah hati terhebat itu, gue merasa hati gue udah terlanjur dibawa pergi seluruhnya, sisa sih, sedikit itupun pada akhirnya gue makan sendiri. Muak gue sumpah. 
 
Ya semoga ramadhan tahun ini bakal lebih indah dari tahun kemarin. Dan gue sangat bersyukur bisa bertemu lagi dengan ramadhan tahun ini. Semoga tahun depan bisa bertemu lagi! 
 
Selamat berpuasa dan berbukalah dengan yang serius, karena yang manis belum tentu mau diajak serius..

Ramadhan kemarin dan sekarang.

Unknown 0 14:17

Hai! Ramadhan tahun ini adalah ramadhan ke dua gue di SMA, eh salah di MAN maksud gue. Gue teringat kira-kira setahun lalu lah, saat ramadhan juga. Banyak banget pengalaman-pengalaman baru yang gue dapatkan. Kebetulan, ramadhan tahun lalu gue sedang menjalani MOS. Kebayang gak sih di MOS-in pas lag…

Lelahkah aku ?

Unknown 0 15:37

<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZOLSscszCYSenUPeQTG1icb6SJyKKgrTWG2zq1C2IDyRk_4oce1IjZjowkZlkTycTxfAeqb8LHqppZnydODDzFEJvnGbviZe0W6Sy7nhqrW2MC9Ny2LV0QIPUW9j3-GCaXzlut00ZLUg/s1600/lelah1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZOLSscszCYSenUPeQTG1icb6SJyKKgrTWG2zq1C2IDyRk_4oce1IjZjowkZlkTycTxfAeqb8LHqppZnydODDzFEJvnGbviZe0W6Sy7nhqrW2MC9Ny2LV0QIPUW9j3-GCaXzlut00ZLUg/s400/lelah1.jpg" width="400" /></a></div>
 
 
Mungkin kamu bisa membacanya sambil mendengar <a href="https://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=so6ExplQlaY" target="_blank">Lagu Ini</a> 
 
Ini sakit hati entah ke berapa yang sudah aku rasakan atas kamu, 
Harusnya, aku kebal, 
Harusnya, aku masih bisa bertahan, 
Harusnya aku berfikir akan baik-baik saja.. 
Tapi, entah seperti seorang aneh yang sedang menanti mentari di malam hari, 
Aku merasa hampir lelah dengan ini, 
Aku lelah meyakinkan hatiku bahwa semua akan baik-baik saja.. 
Dinding pertahanan hatiku tampaknya mulai luruh, 
Perasaanku kepadamu tertahan hampir lumpuh.. 
 
Lelahkah aku? 
Apakah aku lelah memendam rindu kelabu ini? 
Apakah aku lelah dengan tingginya khayal dan keinganku untuk bersama kamu? 
Apakah aku harus menyerah saat dihadapkan dengan kamu yang lebih dulu mengucapkan 'selamat tinggal' sebelum aku sempat memiliki? 
Apakah aku harus menyerah atas kamu? 
 
Inginku terlalu sederhana, 
Hanya ingin melihat kamu bahagia, 
Walau bersamanya, 
Tak apa, 
 
Kamu kini sudah bahagia, 
Dan aku merasa aku sudah cukup terkatup dalam jeruji hati ini, 
Dan mungkin menurutmu keinginanku bukanlah keinginan yang sederhana, 
Untukmu, keinginanku terlalu tinggi, 
Dimilikki olehmu, 
Menjadi orang yang disampingmu, 
Yaa mungkin benar, 
Inginku terlalu muluk, 
Aku sadar akan itu.. 
Karena semua dariku untukmu akan selalu kurang, 
Karena yang kamu inginkan hanyalah aku hilang.. 
 
Bahagia selalu ya..

Lelahkah aku ?

Unknown 0 15:37

Mungkin kamu bisa membacanya sambil mendengar Lagu Ini Ini sakit hati entah ke berapa yang sudah aku rasakan atas kamu, Harusnya, aku kebal, Harusnya, aku masih bisa bertahan, Harusnya aku berfikir akan baik-baik saja.. Tapi, entah seperti seorang aneh yang sedang menanti mentari di malam hari, Aku…

Greentea Latte

Di Toko Roti itu (cerpen)

Ramadhan kemarin dan sekarang.

Lelahkah aku ?

Popular Posts

Labels

Comments